Posts

Showing posts with the label Indonesia

Kelas Menengah: Pahlawan Ekonomi atau Korban Kebijakan Pemerintah?

Image
Asal-Usul dan Dampak Kebijakan Pemerintah terhadap Kelas Menengah Munculnya Kelas Menengah: Sebuah Fenomena Global Kelas menengah, seringkali dianggap sebagai pilar kekuatan ekonomi dan stabilitas sosial suatu negara, tidak muncul begitu saja. Pertumbuhan kelas menengah ini merupakan hasil dari berbagai faktor kompleks, termasuk perkembangan industri, urbanisasi, peningkatan pendidikan, dan kebijakan pemerintah yang mendukung. Senyum Keluarga Kelas Menengah Faktor-faktor yang Mendorong Pertumbuhan Kelas Menengah:  * Revolusi Industri: Proses industrialisasi mengubah struktur ekonomi dari agraris menjadi industri. Hal ini menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan produktivitas, mendorong pertumbuhan kelas pekerja yang kemudian bertransformasi menjadi kelas menengah.  * Urbanisasi: Perpindahan penduduk dari pedesaan ke perkotaan menciptakan peluang kerja baru di sektor jasa dan manufaktur.  * Peningkatan Pendidikan: Akses yang lebih luas terhadap pendidikan memungkinkan individu u

Terungkap Penyebab Pelayanan Kesehatan di Penang Lebih Murah Daripada di Indonesia

Image
  Mengapa Berobat di Penang Lebih Murah Dibandingkan Jakarta? Menyingkap Fakta di Balik Biaya Kesehatan yang Lebih Hemat Bagi masyarakat Indonesia, khususnya di wilayah Sumatera, berobat ke Penang, Malaysia, menjadi pilihan alternatif yang kian populer. Alasan utamanya adalah biaya pengobatan yang jauh lebih murah dibandingkan dengan di Indonesia, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta. Tapi, apa sebenarnya yang mendasari perbedaan harga yang signifikan ini? Mari kita telusuri lebih dalam: 1. Faktor Ekonomi dan Kebijakan Pemerintah:  * Subsidi pemerintah: Pemerintah Malaysia memberikan subsidi yang lebih besar untuk sektor kesehatan dibandingkan Indonesia. Hal ini memungkinkan rumah sakit di Malaysia untuk menawarkan biaya yang lebih rendah kepada pasien.  * Pajak yang lebih rendah: Pajak atas barang dan jasa di Malaysia lebih rendah dibandingkan Indonesia, termasuk untuk produk dan layanan kesehatan.  * Biaya hidup yang lebih murah: Biaya hidup di Penang, secara umum, lebih murah

President Jokowi started a New Normal in Indonesia. A bold move for society and the country?

Image
We must be ready to face a new normal so we can live peacefully with COVID-19. We can't carry out continuous large-scale social restrictions or lockdowns. Economic activity must begin gradually, with better discipline based on health protocols.  President Joko Widodo accompanied by the Chief of the Indonesian Police and the Commander of the National Army inspect the new normal simulation. (sulteng.antaranews.com) Many people confuse what is a new normal, a term, and a policy that appears after many countries implement lockdown. President of the Republic of Indonesia, Joko Widodo chose the Large-Scale Social Restriction (PSBB), not the lockdown as many observers suggested, even by Anies Baswedan, Governor of the Special Capital Region of Jakarta, Jakarta. The proposal was subtly rejected by President Jokowi (the nickname of the President of Indonesia). Large-scale social restrictions are believed to be more suitable for an island nation like Indonesia, which h

Menjaga Indonesia Bebas Dari The New Normal Post Truth. Kenapa?

Image
Indonesia akan memasuki new normal setelah beberapa bulan stay at home dan working from home. Ini merupakan fase penting yang hari ini, 26 Mei 2020 telah dimulai oleh Presiden Joko Widodo. Beberapa objek vital telah diinspeksi oleh Presiden Jokowi.  Presiden Jokowi didampingi Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Idham Aziz saat meninjau Stasiun MRT di Jakarta (nasional.kompas.com) Beberapa negara memang telah melakukan relaksasi setelah sekian lama diterapkannya lockdown atau peraturan serupa seperti Indonesia yang menerapkan PSBB. Mulai 1 Juni 2020, Jepang untuk pertama kalinya akan membuka kembali pusat perbelanjaan setelah sekian lama lockdown. Presiden Jokowi juga melakukan ini supaya ekonomi kembali bergulir namun dengan sistem disipilin yang ketat yang sesuai dengan protokol kesehatan. Rudi S. Kamri, penulis & Chairman RdS Institute, Jakarta (dok.Istimewa) Itulah berita hari ini, 26 Mei 2020 yang telah tersiar di televisi nasional. Namun, Rudi S. Kam

Indonesia Terserah Atau Pantang Menyerah?

Image
Setiap 20 Mei Indonesia memperingati "Kebangkitan Nasional". Peristiwa ini merupakan sebuah kesadaran tentang nasionalisme dan patriotisme yang bangkit pada paruh pertama abad ke-20, dimana rasa sebagai "orang Indonesia" telah tumbuh. Ketika itu, menurut id.wikipedia.org pada abad tersebut ditandai dua peristiwa penting, berdirinya Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908, kemudian Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928.  Terserah saja atau kita bangkit? (beritabaik.id) Sejarah mungkin akan hanya tinggal sejarah jika sebagai sebuah bangsa, kita melupakan makna yang ada di balik peringatan Kebangkitan Nasional, apalagi ketika kita sedang menghadapi saat-saat sulit seperti sekarang ini, dimana Indonesia bersama ratusan negara lainnya kena serangan COVID-19.  Inilah yang menjadi perhatian Rudi S. Kamri, seorang penulis aktif serta pemerhati politik yang punya kepedulian tinggi pada masalah sosial dan budaya. Kini di saat gencarnya permintaan Presiden Jokowi agar kita bi

Menghadapi normal baru pasca Covid-19? Are you ready?

Image
Berbeda dengan lagu Didi Kempot yang bergenre Campur Sari, - di mana sebelumnya perasaan seseorang ambyar karena patah hati, - namun Didi Kempot  mampu membuat anak muda generasi milenial, juga mereka yang merasa muda, walaupun patah hati tetap bisa bergoyang dan berdendang meskipun hati remuk redam karena kecewa berat setelah diputus tali cintanya oleh seseorang yang selama ini mengisi relung hati yang paling dalam.  Akibatnya perasaan pun jadi Ambyar. Namun Didi Kempot sanggup membuat mereka tetap bisa bersenandung di kala sepi atau ikut berjoged menyaksikan konser sang Maestro yang memang pantas disebut sebagai Godfather of The Brokenheart.    Barangkali itulah a new normal ala Didi Kempot.  Namun, perasaan manusia adalah berbeda ketika menghadapi Covid-19 atau virus Corona, tidak semua mampu menghadapi dengan hati teguh, begitu pula pemerintahan di berbagai negara yang diserang oleh pandemi global ini, bahkan negara super power sekalipun, ternyata mereka glagapan dan amby

Ganjar Pranowo atau Erick Thohir Cocok Jadi Capres 2024?

Image
Apakah sudah waktunya ngomongin calon presiden 2024? Mungkin calon pemimpin masa depan bisa dinilai pada saat ada pandemi global yang disebabkan oleh Covid-19 atau virus Corona. Leadership atau kepemimpinan beberapa kepala daerah khususnya para gubernur sedang diuji oleh virus yang juga menyerang lebih dari 200 negara ini. Apalagi ujian ini semakin lengkap dengan suasana puasa di bulan Ramadhan ini.  Ganjar Pranowo mendampingi Presiden Joko Widodo pada sebuah acara (akurat.co) Karakter dan kepemimpinan seorang pejabat di pemerintahan mungkin terasa biasa saja di situasi normal, namun akan ditemukan hal berbeda ketika terjadi krisis. Entah itu resesi ekonomi atau krisis dunia karena gejolak keuangan global atau dalam negeri suatu negara. Para pemimpin ini, khususnya di pemerintahan akan didesak oleh keadaan untuk berfikir, berbicara dan bertindak yang tepat dan bijaksana, dalam arti adil secara umum. Membuat keadilan untuk seluruh jumlah penduduk kadang kala tidak bisa dilaku

Perjuangan Kartini: Kebebasan Pikiran Dan Kesetaraan Peran, Bukan Pakaian

Image
Barangkali ini untuk kali pertama Hari Kartini pada 21 April 2020 tidak dihebohkan dengan peragaan busana Nusantara, terutama tampilnya para perempuan Indonesia, tua dan muda, juga anak-anak yang mengenakan Kebaya Ala Kartini.  Dian Sastro Wardoyo berperan sebagai Kartini pada sebuah film Indonesia untuk mengenang jasa Ibu Kartini (Dok. Istimewa) Semua orang, bahkan para pria pun sibuk mengucapkan selamat Hari Kartini di media sosial kepada rekan-rekan perempuan Indonesia. Mereka turut berbahagia karena cita-cita Ibu Kartini kelahiran Jepara, Jawa Tengah sebagian telah terwujud. Dibandingkan dengan Amerika Serikat yang konon negara demokrasi paling juara itu pun belum punya presiden perempuan, tapi nyaris - karena Hillary Clinton dikalahkan Donald Trump, milyader properti itu.  Tentu kemeriahan Hari Kartini yang gagal terwujud pada tahun ini gara-gara Covid-19 atau Virus Corona, justru para perempuan Indonesia bisa berkebaya di rumah sambil stay at home, bahkan melanjutka

Rupiah kembali perkasa di tengah dahsyatnya Covid-19 di negeri Donald Trump

Image
Dolar Kebangetan Perkasanya! Rupiah Terlemah Kedua di Asia... Begitu judul berita cnbcindonesia.com pada 9 April 2020 yang lalu. Dua hari kemudian, laman kontan.id melaporkan bahwa  Kurs rupiah makin menunjukkan tenaganya pekan ini. Kamis (9/4), kurs rupiah menutup perdagangan dengan gemilang, dengan penguatan 2,27% dari hari sebelumnya ke Rp 15.880 per dollar Amerika Serikat (AS). Donald Trump mendengarkan penjelasan Jokowi pada KTT G-20 di Ruang Pertemuan Bilateral Hambug Messe Und Congress, 8 Juli 2017 (idntimes.com) Ketika wabah global Covid-19 alias virus Corona menguat di kawasan Asia Tenggara, terutama di Singapura, Malaysia dan Indonesia, dimana tetangga NKRI melakukan lock down, mata uang RI sempat menembus kurs begitu tinggi, di 16 ribu rupiah. Sehingga ada pengamat mengira terjadi kegilaan mata uang seperti pada krisis 1998 yang dibarengi dengan proses kejatuhan pemerintahan Orde Baru atau identik dengan Presiden Suharto. Para warganet juga ada yang mengam

Open a new startup with President Jokowi in Indonesia. Would you be tempted?

Image
 President Jokowi and Indonesia's young talent are preparing to enter the 5.0 era industry. (Image: m.tribunnews.com) After a great holiday at the end of the year, have you found inspiration that motivates you to enter a new era in 2020? Being an employee in a company, especially if the opportunity to move up or get in a higher place seems to have been closed, will certainly make you frustrated. Maybe you have a unique educational background or expertise, but your boss never gives you the opportunity to develop more freely. Talent and expertise was redundant in the middle of a large company or in a small to medium companies are reluctant to expand further in the industrial era 4.0 which soon led to the 5.0 era. Have you secretly prepared yourself with a great idea and action to start your own startup business? Isn't there a great opportunity to develop your new business talent beyond the days of your father or uncle. In recent years the start-up business

Information