Menjaga Indonesia Bebas Dari The New Normal Post Truth. Kenapa?
Indonesia akan memasuki new normal setelah beberapa bulan stay at home dan working from home. Ini merupakan fase penting yang hari ini, 26 Mei 2020 telah dimulai oleh Presiden Joko Widodo. Beberapa objek vital telah diinspeksi oleh Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi didampingi Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Idham Aziz saat meninjau Stasiun MRT di Jakarta (nasional.kompas.com) |
Beberapa negara memang telah melakukan relaksasi setelah sekian lama diterapkannya lockdown atau peraturan serupa seperti Indonesia yang menerapkan PSBB. Mulai 1 Juni 2020, Jepang untuk pertama kalinya akan membuka kembali pusat perbelanjaan setelah sekian lama lockdown. Presiden Jokowi juga melakukan ini supaya ekonomi kembali bergulir namun dengan sistem disipilin yang ketat yang sesuai dengan protokol kesehatan.
Rudi S. Kamri, penulis & Chairman RdS Institute, Jakarta (dok.Istimewa) |
Itulah berita hari ini, 26 Mei 2020 yang telah tersiar di televisi nasional. Namun, Rudi S. Kamri melihat hal berbeda dari new normal ini. Sebagai pemerhati politik terkenal, yang juga punya kepedulian pada masalah sosial dan budaya, kali ini Rudi yang juga Chairman dari RdS Institute akan memaparkan sesuatu yang sangat krusial, sehingga penting untuk disimak lebih lanjut sampai tuntas.
Menjaga Jokowi, Menjaga Indonesia
Oleh:
Rudi S Kamri
Sudahkah kita semua menyadari bahwa kehadiran Presiden
Jokowi adalah takdir sejarah bagi bangsa Indonesia? Terpilihnya sosok Joko
Widodo menjadi Presiden Indonesia bahkan untuk masa jabatan dua periode tidak
mungkin terjadi tanpa campur tangan dan kehendak Tuhan atas bangsa Indonesia.
Kalau ada orang, kelompok orang atau siapapun punya
pemikiran untuk berniat mengganggu atau bahkan merencanakan menurunkan Presiden
Jokowi sebelum masa jabatan kepresidenan berakhir, harus kita maknai bahwa
mereka sedang melawan takdir Tuhan atas Indonesia. Mereka harus kita lawan
dengan keras, bukan sekedar untuk melindungi Presiden Jokowi tapi melindungi
negeri ini dari ulah para petualang politik yang hendak mengacaukan marwah
demokrasi dan sistem kenegaraan Indonesia.
Mengapa saya mengingatkan hal ini?
Karena saya melihat akhir-akhir ini ada indikasi kuat
beberapa kelompok yang melakukan distorsi atas kerja keras Presiden Jokowi atas
Indonesia. Ada mantan petinggi negara papan atas ambisius yang nyinyir dan usil
yang menarasikan "asal beda dengan Jokowi". Setiap kebijakan
Pemerintah Jokowi selalu dilawan. Pokoknya asal beda. Ada kelompok lain yang
terindikasi dimotori mantan penguasa negeri yang tidak tahu diri, mereka
menggunakan media kelompoknya untuk membuat berita yang berjudul melenceng
untuk menciptakan "the new normal post truth".
Mereka sengaja membuat
judul berita keliru atau menyesatkan baru diralat kemudian. Padahal berita yang
salah sudah terlanjur menyebar liar. Ada kelompok yang menggunakan kekuatan
Islam garis keras sedang berhalusinasi menakut-nakuti masyarakat tentang
ancaman palsu hantu komunisme.
Mereka sejatinya tidak cinta Indonesia. Mereka hanya
berambisi terhadap kekuasaan dan menguasai aset negara. Kalau mereka mencintai
negeri ini tidak mungkin mereka sengaja menciptakan kegaduhan yang
berulang-ulang. Mereka (baca: mantan penguasa) tidak punya kapasitas diri
sebagai guru bangsa atau negarawan.
Kenegarawanan mereka tidak selevel dengan BJ Habibie, Gus
Dur, Sultan Hamengkubuwono IX, Adam Malik, Umat Wirahadikusuma, Soedarmono, Tri
Sutrisno atau Hamzah Haz. Tokoh-tokoh tersebut setelah tidak lagi jadi pejabat
tinggi negara tidak pernah sekalipun mengganggu Pemerintah atau Presiden yang
sedang berkuasa. Bahkan mantan Presiden Soeharto (baca: hanya Soeharto, bukan
anak-anaknya) yang otoriter pun, pasca tidak lagi menjadi Presiden, tidak
pernah sekalipun mengganggu Presiden setelahnya.
Jokowi bukan manusia sempurna. Banyak ketidaksempurnaan
seperti manusia lain pada umumnya. Khususnya pada kejelian Presiden Jokowi
dalam memilih para anggota kabinet di periode kedua ini. Tapi hal ini tidak
bisa menjadi alasan atau pembenaran untuk menyerang Presiden Jokowi dengan
membabi buta. Memberi saran dan kritikan wajib kita lakukan tapi bukan
bertujuan menjatuhkan kredibilitas Presiden Jokowi.
Kita masyarakat Indonesia harus melawan setiap upaya
apapun dan oleh siapapun untuk menurunkan Presiden secara inkonstitusional.
Karena hal itu akan menghabiskan energi bangsa untuk pekerjaan yang sia-sia.
Rakyat jangan pernah mau dimanipulasi oleh kelompok destruktif yang sebenarnya
hanya ingin memuaskan nafsu syahwat berkuasa mereka. Harusnya mereka menunggu
tahun 2024 saat kontestasi kekuasaan diadakan secara resmi.
Untuk menjaga sejarah Indonesia yang lurus bagi anak cucu
kita kelak dan untuk menjaga kehendak Tuhan atas Indonesia, kita harus harus
menjaga Presiden Jokowi menyelesaikan tugasnya sampai tahun Oktober 2024 nanti.
Salah satu caranya adalah meluruskan berita palsu dan sesat, melawan keras
agitasi Post Truth dari kelompok konspirasi yang tidak sabar untuk berkuasa.
Karena tujuan mereka jelas BUKAN untuk kemakmuran rakyat Indonesia tapi hanya
kedok untuk menguasai aset negara.
Indonesia tidak boleh tumbang oleh kelakuan para
pecundang !!!
Salam SATU Indonesia
26052020
#GerakanJagaIndonesia
#JagaJokowiJagaIndonesia
Comments
Post a Comment