Penyebab Post Power Syndrome, Akibat dan Cara Mencegahnya

Post power syndrome bisa dialami oleh mantan pemimpin di bidang politik, swasta maupun komunitas dalam berbagai level jabatan, dari yang tertinggi seperti seorang mantan presiden, menteri, direktur, bahkan mantan lurah, dan sebagainya. 


Post Power Syndrome: Sindrom Pascakekuasaan yang Membuat Anda Terus Ingin Berkuasa

Setelah bertahun-tahun memimpin, akhirnya Anda pensiun. Tapi, apakah Anda siap melepaskan kekuasaan? Bagi sebagian orang, jawabannya adalah tidak. Mereka mengalami post power syndrome (PPS), sindrom yang membuat mantan pemimpin merasa kehilangan kekuasaan dan pengaruh.

Apa itu Post Power Syndrome?

Post power syndrome adalah kondisi psikologis yang terjadi pada seseorang yang baru saja kehilangan kekuasaan atau posisi penting. Hal ini dapat menyebabkan perasaan kehilangan identitas, kecemasan, dan depresi.

Penyebab Post Power Syndrome

1. Ketergantungan pada kekuasaan

2. Kurangnya persiapan untuk pensiun

3. Kehilangan peran sosial

4. Perubahan status sosial

5. Kurangnya dukungan sosial


Gejala Post Power Syndrome

1. Merasa kehilangan arah

2. Cemas dan depresi

3. Sulit beradaptasi dengan kehidupan baru

4. Mengalami kesulitan tidur

5. Merasa tidak berguna

6. Ingin kembali berkuasa


Akibat Post Power Syndrome

1. Hubungan keluarga memburuk

2. Kesehatan mental menurun

3. Kehilangan teman dan jaringan sosial

4. Kesulitan menemukan tujuan baru

5. Merasa terisolasi


Tips Mencegah Post Power Syndrome

1. Persiapkan diri untuk pensiun

2. Tetapkan tujuan baru

3. Jaga hubungan sosial

4. Lakukan hobi dan aktivitas baru

5. Terima dukungan dari keluarga dan teman

6. Berikan waktu untuk diri sendiri

7. Lakukan terapi jika perlu


Tetap Waras, Bahagia, dan Cepat Move On

1. Akui perasaan Anda

2. Fokus pada kehidupan pribadi

3. Cari kegiatan baru

4. Berbagi pengalaman dengan orang lain

5. Tetap positif dan optimis


Contoh kasus:

Pak Tono, mantan lurah, merasa kehilangan kekuasaan setelah pensiun. Ia menghabiskan waktu berjam-jam di rumah, merasa tidak berguna. Setelah berbicara dengan keluarga dan teman, Pak Tono memutuskan untuk menekuni hobi berkebun dan menulis. Sekarang, ia merasa bahagia dan puas dengan kehidupan barunya.

Jangan biarkan post power syndrome menguasai hidup Anda! Tetap waras, bahagia, dan cepat move on.

Sumber:

1. American Psychological Association (APA)

2. Harvard Business Review

3. Jurnal Psikologi Indonesia

Comments

Popular posts from this blog

Rupiah kembali perkasa di tengah dahsyatnya Covid-19 di negeri Donald Trump

Job Vacancy as a Barista

Anies Baswedan Menyebarkan Post Truth? Di Mana Juru Bicara Negara?

Information