Kenapa Presiden Jokowi Benar?
Setiap orang pasti punya cara pandang tersendiri terhadap sesuatu, tidak selalu sama atau terjadi keseragaman. Perbedaan persepsi juga terjadi di antara kelompok yang punya tujuan sama sekalipun. Sering banget ada sebuah kalimat, juga sebuah kata pun bisa ditafsirkan berbeda dari makna aslinya. Hal ini terjadi pula ketika Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa " ... kita harus hidup berdamai dengan Covid-19 untuk beberapa waktu ke depan,"
Apa yang diucapkan Presiden Jokowi tersebut menimbulkan reaksi dan respon dari berbagai pihak, dan diantaranya ada tanggapan negatif. Jika kalimat atau kata "berdamai dengan Covid-19" itu dituliskan dalam sebuah lagu, puisi atau prosa, mungkin akan dianggap puitis, bahkan bisa saja dianggap romantis dan memiliki makna filosofis.
Rudi S. Kamri sedang mendengarkan penjelasan Susi Pudjiastuti, Mantan Menteri Kelautan & Kemaritiman pada sebuah seminar bertajuk ekonomi di Jakarta, 2019 yang lalu (New Inspiration Channel) |
Nah, bagaimana pendapat Rudi S. Kamri penulis yang beberapa waktu lalu membuat puisi tentang Presiden Jokowi?
Rudi yang merupakan Chairman dari RdS Institute Jakarta ini sepertinya punya respon unik, yang bisa kita simak di bawah ini.
Catatan:
Link video puisi karya Rudi tentang Presiden Jokowi ada di bagian akhir artikel ini.
Apakah tanggapan Rudi S. Kamri sang pemerhati politik yang semakin peduli pada masalah sosial, bahkan aktif juga di bidang sosial budaya ini - akan sama atau berbeda dengan para tokoh nasional atau media?
Presiden Jokowi Benar,
Kita Harus Mulai Berdamai Dengan
Corona
Oleh:
Rudi S Kamri
Beberapa media nasional dan beberapa orang gegap gempita
mempertanyakan maksud pernyataan Presiden Jokowi tentang maksud hidup berdamai
dengan virus corona. Sebetulnya kalau orang membaca dengan detail pernyataan
Presiden, tidak ada yang salah dengan pernyataan Presiden.
Presiden Jokowi mengatakan pemerintah terus berusaha agar
pandemi virus corona di Indonesia akan segera berakhir. Namun Presiden juga
realistis bahwa berdasarkan keterangan para ahli, kasus yang turun tidak
berarti langsung landai. Kemungkinan kasus Corona di Indonesia masih bisa naik
dan turun secara fluktuatif. Apalagi sampai saat ini belum ditemukan vaksin
penangkal corona. Untuk itu Presiden Jokowi meminta kita untuk berdamai dengan
Covid-19 dalam beberapa waktu.
"Ada kemungkinan masih bisa naik lagi, atau turun
lagi, naik sedikit lagi, dan turun lagi, dan seterusnya. Artinya, sampai
ditemukannya vaksin yang efektif, kita harus hidup berdamai dengan Covid-19
untuk beberapa waktu ke depan,"demikian kutipan lengkap pernyataan Presiden.
Presiden Jokowi telah menyadarkan kita bahwa keberadaan
virus corona di tengah kehidupan kita adalah sesuatu realita yang tidak bisa
kita hindari. Kita tidak bisa mengingkari hal tersebut. Selanjutnya diperlukan
kecerdasan sosial dan kelembutan hati serta keikhlasan untuk berdamai dengan
suatu kenyataan bahwa keberadaan virus ini suka tidak suka telah mengubah tata
kehidupan sosial ekonomi dan lingkungan kita.
Pada saat kita sudah bisa realistis menerima keberadaan
corona di tengah kehidupan kita, langkah selanjutnya kita harus bisa berpikir
dan bersikap cerdas agar kita bisa terhindar dari paparan virus yang belum ada
vaksin penangkalnya ini. Caranya adalah dengan mengetahui dengan pasti
bagaimana dan seperti apa virus corona ini bisa masuk ke tubuh kita. Langkah
cerdas yang harus kita lakukan adalah membudayakan pola hidup sehat dan bersih.
Kepedulian kita terhadap kesehatan kita dan orang-orang di sekeliling kita
adalah salah satu cara kita hidup berdamai dengan virus corona.
Berdamai dengan Covid-19 bukan berarti kita tidak berbuat
apa-apa untuk mencegah kita terpapar virus corona. Justru sebaliknya kita harus
mulai cerdas dan cermat dalam menjaga kesehatan kita. Perang terhadap pandemi
corona harus tetap kita lakukan. Namun harus kita akui sehebat apapun usaha
kita untuk mengalahkan corona, virus ini seperti virus flu dan virus yang lain
akan tetap ada di sekitar kita. Berdamai dengan corona adalah upaya realistis
kita agar kita bisa lebih cerdas dan lebih terukur dalam menghindari paparan
Covid-19 ke dalam tubuh kita.
Jadi sejumlah media dan beberapa orang yang selama ini
mempermasalahkan pernyataan Presiden, sejatinya hanya ingin mempersalahkan
Presiden Jokowi. Mereka tidak obyektif. Orang-orang dan media yang menghujat
Presiden tersebut seharusnya belajar dari para penyintas kanker (cancer
survivors), bagaimana mereka harus berdamai dengan kanker yang dideritanya agar
mereka bisa lebih realistis menerima keadaan dan berupaya lebih cerdas untuk
menyembuhkan diri. Dan hal itu juga yang dimaksud oleh Presiden Jokowi tentang
diksi berdamai dengan virus corona.
So, mari berdamai dengan corona, dengan tetap melanjutkan
alur kehidupan kita. Dengan tetap menjaga pola hidup sehat dan bersih serta
mengikuti arahan protokol kesehatan yang dianjurkan. Tidak susah, bukan?
Salam SATU Indonesia
10052020
Rudi S. Kamri ternyata juga piawai menulis puisi yang menarik untuk disimak. Puisi tentang Presiden Jokowi ini dibaca oleh Eny Sulistyowati seorang seniman tari dan aktivis budaya Nusantara.
Bagaimana pendapat anda?
Comments
Post a Comment