Goodbye godfather of the broken heart
Jika ada ordinary people dan akhirnya menjadi extra ordinary, dari jalanan meraih tempat terhormat sebagai The Entertainer sejati yang mengibur para pembesar, salah satunya yang terjadi di dunia digital adalah Didi Kempot.
Didi yang meniti karier sebagai pengamen, lalu menjadi musisi terkenal yang sempat menghibur Presiden Joko Widodo, bahkan beberapa hari sebelum meninggal dunia Didi bersama Presiden Jokowi tampil bersama di Kompas TV menghibur para Sahabat Ambyar. Konser dari rumah ini berhasil mengetuk hati para dermawan di Indonesia sebesar 7,6 milyar rupiah, yang didonasikan untuk meringankan beban warga +62 yang terkena dampak Covid-19 alias virus Corona, yang dialami pula oleh komunitas Sahabat Ambyar.
Didi Kempot Maestro Campur Sari & Langgam Jawa Sejati (sumsel.sindonews.com) |
Meskipun jalan yang ditempuh Didi Kempot bukanlah jalan kekerasan seperti yang dipimpin oleh Don Corleone, mafia yang berasal dari Sicily, Italia, yang "sukses" di Amerika Serikat, yang diperankan oleh Marlon Brando dengan gemilang pada film The Godfather, Didi Kempot juga seorang Godfather of Brokenheart.
Marlon Brando meraih piala Oscar dalam film Godfather yang legendaris ini (aplummsummer.com) |
Orang boleh patah hati, namun jangan patah semangat, begitu Didi pernah mengatakan pada reporter CNN Indonesia. Karena itulah generasi milenial, bahkan generasi yang lebih muda dengan semangat bergoyang sambil menyanyikan lagu Cendol Dawet, Bojo Anyar dan sebagainya, yang bernuansa patah hati, namun goyang jalan terus.
Rudi S. Kamri bersama Eny Sulistyowati penari handal dan aktivis Seni Budaya Nusantara (dok. Eny S) |
Hal inilah yang kini diungkap oleh Rudi S. Kamri, sang pemerhati sosial dan politik namun punya kepedulian pada seni dan budaya. Ketika Rudi menulis artikel atau obituari ini dengan kaca matanya yang unik sepertinya berusaha untuk tidak merasa terlalu ambyar atau brokenheart setelah Sang Maestro pergi untuk selamanya.
Selamat Jalan Sang Maestro
"The Godfather of
Brokenheart"
Oleh:
Rudi S Kamri
Hari ini saya sedih sekali mendengar kabar meninggalnya
penyanyi legendaris Dionisius Prasetyo atau lebih kita kenal dengan Didi
Kempot. Dulu dalam suatu kesempatan saat saya masih jadi penyiar di TVRI, saya
pernah tanya dia apa artinya Kempot, dia jawab dengan tertawa khasnya bahwa
Kempot itu singkatan dari "Kelompok Pengamen Trotoar". Mengingatkan
dia pernah malang melintang menjadi Pengamen di seputaran Blok M Jakarta tahun
1980an.
Didi Kempot lahir di Solo 31 Desember 1966. Didi terlahir
dari keluarga seniman Jawa. Ayahnya Ratno Edi Gudel adalah seniman Jawa yang
kondang. Kakaknya Mamiek Prakoso adalah pelawak jebolan Srimulat yang sangat
terkenal. Sedangkan Didi Kempot sendiri tekun melakoni peran sebagai penyanyi
dangdut keroncong yang dikenal sebagai genre musik campursari. Didi Kempot
adalah Maestro musik campursari yang paling kondang selain seniman Manthos.
Lagu Kuncung, Cidro, Stasiun Balapan, Manuk Cucak Rowo
adalah lagu ciptaan Didi Kempot di awal-awal kariernya sebagai seniman
campursari. Dengan lagu itu pula yang membawa Didi Kempot melanglang buana ke
Eropa, Amerika dan yang paling sering ke Suriname (14 kali).
Setelah sempat tenggelam beberapa tahun, tahun 2019 Didi
Kempot seolah "reborn" lahir kembali menggembrak jagat seni
pertunjukan Indonesia. Dan yang mengherankan penggemar lagu-lagu Didi Kempot
melebar melampaui batas usia dan batas level sosial ekonomi. Sekarang Sobat
Ambyar yang merupakan kumpulan fans Didi Kempot justru didominasi kaum milenial
dari kelompok pedesaan sampai perkotaan. Luar biasa.
Konser terakhir Didi Kempot dilakukan secara unik melalui
Kompas TV untuk menghalang dana bagi Covid-19. Didi Kempot dan Timnya di rumah,
Rosiana Silalahi sebagai host tetap di Studio Kompas TV di Menara Kompas
Jakarta. Hasilnya tidak kurang dari Rp 10 milyar disumbangkan oleh Sobat Ambyar
untuk penanganan penyebaran Covid-19.
Didi Kempot memang artis melegenda. Lagu-lagunya sangat
dekat dengan keseharian kita dan lahir dari ketulusan seorang manusia. Warna
lagunya yang bertutur tentang patah hati membuat Diri Kempot dijuluki The
Godfather of Brokenheart. Meskipun pendengarnya menangis saat melantunkan
lagu-lagu Didi Kempot, tetap saja dilakukan sambil bergoyang.
Daripada patah hati mending dijogeti saja. Demikian motto
para Sobat Ambyar. Dan kini para penggemar lagu-lagu Didi Kempot benar- benar
ambyar hatinya mendengar meninggalnya penyanyi legendaris Didi Kempot secara
tiba-tiba pada Selasa, 5 Mei 2020.
Selamat jalan Mas Didi......
Istirahatlah dengan tenang. Saya akan mengenang kehilanganmu
dengan menyanyikan lagu yang paling hits saat ini: "Pamer Bojo" ft
Sintya Marisca
Dengan hati yang ambyaaarrrr....
Innalillahi wa innailaihi rojiun
Salam SATU Indonesia
05052020
Dan inilah curhat Sahabat Ambyar terungkap pada tayangan berikut ini.
Comments
Post a Comment