Budi Karya Lebih Baik Jangan Berkarya Dulu Daripada Timbulkan Kegaduhan
Rudi S. Kamri dari RdS Institute Jakarta adalah seorang
penulis produktif dengan latar belakangnya yang cemerlang sebagai pemerhati
politik dan sosial, bahkan aktif pula di bidang seni dan budaya. Judul yang anda
baca pada artikel Rudi kali ini mungkin membuat anda sedikit terkejut.
Menhub Budi Karya ketika sedang dirawat di RS Gatot Subroto, Jakarta karena terpapar Virus Corona. (ekonomi.bisnis.com) |
Namun Rudi S. Kamri yang punya ketajaman dalam mengamati
suatu fakta dan isu yang sedang berkembang, pasti ada alasan kuat untuk
mengulas masalah penting pada hari yang tepat pula, terutama setelah Menteri
Perhubungan Budi Karya yang sudah bekerja kembali setelah sembuh dari paparan Covid-19
alias virus Corona, yang merupakan pandemi global.
Rudi S. Kamri pemerhati politik dan sosial sekaligus nara sumber serta moderator mumpuni berbagai seminar dan talk show di Indonesia (dok. Rudi) |
Kembalinya seorang pejabat penting untuk kembali bekerja di tengah situasi genting yang sedang melanda Indonesia maupun di ratusan negara dunia tentu sangat bagus, namun Rudi S. Kamri punya pandangan yang agak berbeda dengan Menhub Budi Karya, yang kesembuhannya sebenarnya merupakan sebuah kelahiran kembali karena sembuh dari virus yang sangat mematikan pada abad ini.
Kenapa begitu?
Budi Karya Lebih Baik Jangan Berkarya Dulu
Daripada Timbulkan Kegaduhan
Oleh:
Rudi S Kamri
Statement Budi Karya Sumadi:
1. Mulai besok moda transportasi boleh beroperasi, tapi
mudik tetap dilarang. (?)
2. Mudik diizinkan asal memenuhi protap kesehatan. (??)
3. Pengertian Mudik sama sebangun dengan Pulang Kampung
(???)
Saya tidak tahu, apakah Budi Karya Dumadi (BKS) Menteri
Perhubungan ini masih kena pengaruh obat corona atau over dosis obat corona?
Karena saat mulai kerja setelah beberapa minggu absen positif terpapar
Covid-19, terkesan pernyataannya seperti orang mabuk dan "slengekan"
tidak karuan.
Dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi V DPR RI secara
virtual yang diekspose media, banyak pernyataan BKS yang ngawur menabrak semua
aturan yang telah ditetapkan Pemerintah. Akibatnya menimbulkan kegaduhan dan
polemik di media sosial yang seharusnya tidak perlu terjadi. Kaum oposan serta
merta melahap dan menggoreng gurih pernyataan kontroversial BKS.
Karenanya Istana dan Kepala Gugus Tugas Percepatan
Penanganan Covid-19 Doni Monardo terpaksa meluruskan dan mengklarifikasi
pernyataan BKS. Sesuatu yang sia-sia dan menghabiskan energi yang tidak perlu.
Pemerintah tegas mudik dilarang. Pejabat di bawahnya
jangan membuat interprestasi macam-macam yang akhirnya menimbulkan kegaduhan di
masyarakat maupun di aparat pelaksana di lapangan. Padahal Kepala Korps Lalu
Lintas Polri baru saja mengumumkan telah memutarbalikkan sekitar 31 ribu
kendaraan yang nekat pulang mudik.
Seharusnya kementerian teknis tidak perlu banyak cari
panggung dengan bersuara di media. Karena hal itu sangat kontra produktif.
Masalah policy nasional hanya Presiden atau juru bicaranya yang berhak bicara
di media. Berkaitan dengan langkah teknis penanganan Covid-19 itu ranah Kepala
Gugus Tugas Covid-19 atau juru bicaranya yang berhak bicara di depan publik.
Terkait hal ikhwal Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB), biarkan Gubernur atau Bupati/Walikota yang bicara. Terkait Bantuan
Sosial itu domain Menteri Sosial yang bicara di depan publik. Menteri atau
pejabat yang lain: "Shut your mouth"!!! Bekerjalah dalam diam
mendukung semua kebijakan yang telah diambil. Jangan menimbulkan kekisruhan
dalam komunikasi publik.
BKS kelihatannya perlu juga saya ajari tentang makna
semantik dalam Bahasa Indonesia. Agar dia tahu dan mengerti perbedaan makna
semantik antara kata 'Mudik' dan 'Pulang Kampung'. Jangan membuat interprestasi
sendiri yang justru mempertontonkan kebodohan dan kelihatan betapa dia tidak
mengerti pemaknaan dalam bahasa Indonesia.
Jujur saya sedih melihat silang sengkarut komunikasi
publik Kabinet Indonesia Maju saat ini. Mereka asal bicara dan asal membuat
kebijakan yang tidak meringankan tugas Presiden Jokowi tapi justru menjadi
beban.
Buat BKS, tolong anda istirahat dulu saja di rumah.
Jangan memaksakan diri bekerja tapi yang anda lakukan justru menimbulkan
kegaduhan. Sehatkan badan dan pikiran anda, biar saatnya anda kembali kerja
nanti sesuai dengan tupoksi portofolio anda yang sebenarnya.
Duh Gusti, ambyaaar tenan negeri ini kalau pejabatnya
seperti ini !!!
Salam SATU Indonesia
06052020
Comments
Post a Comment